Selasa, 07 Januari 2014

Pacaran itu buat apa sih? Nyari jodoh?

Pacaran. Anak muda jaman sekarang pasti sudah kenal dengan kata ini, dan kebanyakan dari mereka pasti pernah pacaran. Menurut mereka, orang yang ga pacaran itu artinya ga gahoel a.k.a gaul. Di negeri ini, mungkin keliatan hina ya orang-orang yang jomblo. Dimana-mana selalu di bully, terutama di sosmed. Kalau aku nanggepinnya sih biarin aja. Ya udah lah terserah mereka mau ngomong apa. Biarlah hina di mata manusia, tapi mulia di mata Allah. Huehuee.. aseek.. aseek..
 Kalau kata bang Tere Liye, "tidak ada definisi pacaran islami. Mau pakai assalamualaikum, berduaan ke masjid pengajian, nonton konser Maher Zein, mojok baca buku-buku agama, atau bareng-bareng mengucapkan doa perjalanan saat boncengan naik motor. Kalau ada yang punya istilah pacaran islami, maka besok lusa acara gosip di televisi bisa mengaku 'gosip islami', hostnya pakai kerudung, mengucapkan salam, dan host acaranya fasih dengan kalimat-kalimat zikir di dalamnya saat menggelar gosip-gosip. Subhanallah, Allahuakbar, alhamdulillah, dsb. Jangan dicampur-campur ya. Urusan ini bukan karedok atau gado-gado."
Buahahaha baca tulisan itu bikin ketawa sendiri. Ada ga ya orang yang pacarannya islami? Bukankah islam tidak mengenal istilah pacaran? So, kenapa masih ada yang punya istilah pacaran islami? Ada yang bilang sama pacarnya, "aku mencintaimu karena Allah". Hey, bagaimana mungkin kau berkata seperti itu? Membawa-bawa nama Allah, padahal Allah melarang hubungan seperti itu.

Lagi pula, bukankah Allah sudah berjanji, wanita yang baik-baik akan mendapatkan pria yang baik-baik pula, begitupun sebaliknya. Jodoh itu cerminan dari diri kita sendiri. Jangan berharap ingin suami seperti Rasulullah, jika kita belum bisa menyamai Khadijah, begitu pula sebaliknya. Bener, kan?
Banyak temenku yang bilang begini,
"kenapa sih ga mau pacaran?"
"tapi enak lho pacaran, kita jadi tau rasanya jatuh cinta, patah hati, dll"
"nanti kalo udah nikah, ga kaget lagi kalo patah hati"
"kalo punya pacar itu enak bisa diajak curhat"

Kalo denger mereka komentar begitu, keinginanku untuk ga pacaran jadi berkurang. Dan pastinya ada tipu daya setan yang ikut berkontribusi disana. Waktu itu, prinsipku masih belum kuat. Istilahnya masih terombang-ambing lah. Disatu sisi, aku ngerasa apa yang dibilang temenku itu bener. Disisi yang lain, aku ga mau pacaran. Tapi Allah maha baik. Ketika aku mulai terombang-ambing seperti itu, lagi-lagi Allah ngingetin aku melalui tulisan Jamil Azzaini:

"Anakku, saat kau jatuh cinta, kau tetap tak boleh pacaran. Biarkan kau tetap terbungkus rapi dan kulit lembutmu hanya boleh disentuh oleh suamimu. Ketahuilah bila kau jatuh cinta dengan seseorang, belum tentu itu jodohmu. Maka tetap mintalah kepada yang Maha Tahu untuk diberi jodoh terbaik bagimu.

Ketahuilah, wanita yang hebat itu yang menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dengan mencarikan ayah yg tepat buat anaknya. Ayahmu ini berharap, kau termasuk di dalamnya. Anakku, apa yg kau harapkan belum tentu kau dapatkan. Ingatlah rencana Allah adalah rencana terbaik dibandingkan rencana terbaik seluruh penduduk bumi sekalipun.


Agar kau diberi “pangeran” terbaik tugasmu hanya memantaskan diri dan minta kepada Allah. Semakin kau sering mengadu dan dekat kepada Allah maka Dia akan mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Jangan ragu, Dialah yang Maha Tahu jodoh terbaikmu. Bila sebelum Subuh kau selalu menangis kepada-Nya, tak mungkin Dia tega memberi “pangeran” yang tak bermutu kepadamu.


Walau kau jatuh cinta, jangan serahkan hatimu kepada lelaki itu, karena boleh jadi menurut Allah dia bukan “pangeranmu”. Tetaplah serahkan hatimu kepada Allah dan setelah Allah kirim “pangeran” kepadamu, baru serahkan hatimu kepada “pangeran” itu. Air matamu di hadapan Allah dan kesabaranmulah yang membuat Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu.
 

Bukti bahwa kau wanita hebat, kau tetap lebih sering mengingat Allah dibandingkan lelaki yang kau jatuh cintai. Bila Allah yang dihatimu, Dia akan kirimkan “pangeran” original kepadamu. Namun bila kau menjauh, Allah akan kirim pangeran KW-3 bahkan mungkin KW-10 kepadamu. Dan itu akan menyiksa hidupmu dan berkuranglah rasa banggaku kepadamu.

Anakku, lelaki yang cocok buat anak-anakmu adalah yang berani datang menemui ayahmu untuk melamarmu dan bukan yang pandai memainkan perasaanmu. Percuma bila ada lelaki yang kau cintai tetapi dia tak punya nyali bertemu dengan ayahmu. 


Saat ini ayahmu hanya bisa berdoa agar Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Dan semoga yang dikirim oleh Allah adalah lelaki yang telah membuat kau jatuh cinta. Terakhir, Ingatlah selalu kebiasaan di keluarga kita: Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Semoga kau menjadi kekasih Allah sehingga kau dikirimi kekasih terbaik menurut Allah dan juga menurutmu. Anakku, bapak percaya padamu dan sepenuh hati mencintaimu…" 


Setelah membaca itu, aku mulai lebih yakin. Iya bener, Allah harus jadi nomor satu. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus. Prinsipku pun makin kuat ketika membaca buku Asma Nadia dan tulisan-tulisan Tere Liye. Buat apa anak muda galau-galauan ga jelas, mending memperbaiki diri, mengeksplor kemampuan diri, mewujudkan mimpi diri dan orang tua. Kalau masalah jodoh bisa kok tanpa pacaran, percayalah sama Allah. Percaya dengan janji-Nya. Kalau kita sudah dekat sekali dengan Allah, Allah ga akan tega ngasih kita jodoh yang ecek-ecek. Iya, ga?
Ini sih prinsipku. Kembali lagi ke diri kita masing-masing. So, bagaimana denganmu?

 


17 komentar:

  1. Asik-asik, tulisannya asik sumpah sith, makin yakin deh, pangeran2 ny disimpen dulu sama Allah buat ntar dimiliki sepenuhnya :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha makasiih. #eaaa iya bener banget hihi. btw, ini anonim pasti malisa ya XD

      Hapus
  2. aih sitha, jadi makin yakin untuk terus belajar dan memperbaiki diri!

    bookmark for this article!! subhanallah! :))

    kamu bikin aku senyum sitha, baca artikel ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahaha alhamdulillah deh. kamu juga bikin aku senyum, baca komentar kamu.
      Hehe makasiihh. Yuk sama-sama memperbaiki diri :))

      Hapus
  3. Raih cita-cita dan banggakan orang tua dulu, kalau udah sukses pasti dapat kualitas cinta yang baik...

    BalasHapus
  4. Duh, ini materinya Mamah Dedeh ngapa nyasar di blog :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gapapa kali, kalo bermanfaat kan alhamdulillah :))

      Hapus
  5. Keren. Memang makna dari "Cinta" itu sendiri sudah kabur. Cinta yang murni hanyalah kepada Allah (Sebenernya), eh malah sekarang banyak "oknum2 ga bertanggung jawab" yang nyelewengin itu semua. Pacaran dianggap sebagai "jembatan emas" menuju pernikahan. Padahal tidak! sama sekali tidak!
    Aku suka post post kamu. Keep write!
    (Gempar Aditya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi makasih gempar. Aku suka komentarmu, #twothumbs deh hehe

      Hapus
  6. InsyaAllah jodoh sudah disediakan sama Allah ya :)

    BalasHapus
  7. memang bener yang paling penting memperbaiki diri. Allah ga pernah ingkar janji dan salah ngejodohin orang kok. tinggal sabar aja.

    BalasHapus
  8. bener banget nih. pacaran lebih banyak bikin dosa daripada hal positif. gua bahkan ragu ada positifnya. hidup jomblo!

    BalasHapus

Ayo jangan malu-malu untuk berkomentar