Minggu, 04 September 2016

My Hijrah Story

Ketika aku berhijrah. Apakah yang ada di benakmu sahabat? Rasa senang atau sebaliknya?

Ketika aku berhijrah. Kerudungku yang dulu sangat minimalis kini memanjang menutup auratku yang semestinya, apakah yang ada dipikiranmu sahabat? Menjauhiku yang sedang menuju dan meraih cinta-Nya atau tetap berada disisiku?

Ketika aku berhijrah, jika sikapku dan jilbabku tidak sesuai. Apakah engkau akan menyalahkan agama yang kita cintai ini wahai sahabatku?

Jika ada yang berkata bahwa aku mengikuti sebuah aliran tertentu, katakan padanya bahwa hanya islam lah yang pantas kujunjung tinggi dalam hatiku.

Jika mereka mengerti akan proses hijrah seseorang, maka berterima kasihlah dan doakan semoga ia bisa ikut berada di jalanNya tanpa menunggu kesiapan dan umur yang mendekati ajal, karena ini adalah sebuah kewajiban. Dan islam bukanlah sebuah prasmanan yang hanya menjadi pilihan dan mengambil apa yang kita inginkan.

-Amaliahrh-

Tepatnya setelah lebaran 2016, aku memutuskan untuk mengenakan pakaian yang sesuai dengan syariat, pakaian yang sudah diperintahkan Allah di QS. An-nur: 31 dan QS. Al-ahzab: 59. Aku mulai meninggalkan celana jeans ketatku, menggantinya dengan gamis maupun rok. Aku juga meninggalkan kerudung pendek nan nerawang, dan menggantinya dengan kerudung panjang menutup dada. Aku mulai memakai kaos kaki kemanapun aku pergi, karena aurat wanita yang boleh terlihat hanya wajah dan telapak tangan. Dulu aku menolak untuk berpakaian syari, padahal dari dulu mama sudah menyuruh berkali-kali dan memberi tahu tentang pakaian syari, tapi tetap ga mau. Pernah aku coba memakai kerudung panjang, "ih nggak banget!" dalam hati, dan langsung aku copot.

Tapi ternyata Allah masih sayang denganku. Aku dipertemukan dengan teman-teman shaliha, dari mereka aku belajar banyak hal. Bahkan ada dari mereka yang umurnya dibawahku, tapi pengetahuan agamanya jauh lebih baik, kerudung yang mereka kenakan panjang-panjang. Dari situ aku malu, ilmu agama cuma gini-gini aja, cetek, stuck ga nambah. Padahal kita wajib menuntut ilmu syari, karena kelak pasti akan dipertanggung jawabkan. Akhirnya aku belajar, belajar menjadi seorang muslimah seperti yang Allah inginkan, salah satunya dengan berpakaian syari. Semudah itu Allah membolak balikkan hati manusia, semudah itu Allah membuat hatiku berpaling. Dari yang menghina baju longgar, akhirnya diberi keyakinan untuk sekarang memakai baju longgar itu. Dari yang anti pakai kerudung panjang, akhirnya diberi kemauan untuk merubah gaya kerudungnya menjadi lebih sederhana dan terjulur lebih panjang dari biasanya.

Pasti kalian pernah dikatain kuno dan ga gaul memakai pakaian syari seperti gamis dan khimar lebar. Atau bahkan disangka aliran ini itu? Oh dear... Biar saja penampilanmu berbeda, kalau harus dipisahkan dan disingkirkan dari pergaulan akibat tidak mau main ke tempat-tempat yang tidak semestinya, tidak berbaur dengan lawan jenis, dan melakukan hal-hal yang (katanya) senang-senang itu, tidak ada yang perlu dirisaukan. Mungkin memang kamu tak pantas berada di lingkungan seperti itu. Kamu terlalu berharga, terlalu terhormat.

Seseorang itu keren atau nggak, dilihat dari prinsip yang mereka pegang dan sekuat apa mereka mempertahankannya. Kau tahu? Aku selalu kagum dengan cewe-cewe yang kerudungnya panjang banget, aku selalu kagum dengan cowo yang menjaga pandangannya. Aku selalu kagum dengan anak-anak muda yang memegang erat agamanya, seakan-akan itu prinsip yang ga bisa lepas sedikitpun.

Awal berhijrah memang berat. Pelan-pelan dulu, sholat diperbaiki, kaos kaki jangan dilepas sembarangan karena kaki itu aurat, nanti in syaa Allah akan merambat ke rok dan gamis, serta kerudung yang menutup dada. Jangan pedulikan omongan orang. Terus berjalan jangan menoleh ke kanan atau kiri, apalagi berputar arah. Tetap istiqomah di jalan Allah.

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)

Jika karena berhijab syari kamu ditinggalkan atau digunjing teman dan lingkunganmu, biarkan saja. Jika karena menggenggam agama Allah kamu dicela manusia, maka bersabarlah. Lanjutkan langkahmu, senantiasa jadikan Al-Quran dan As-sunnah sebagai pedomanmu, karena kamu tidak sedang mencari penilaian manusia. Kau hanya butuh penilaian dari Rabbmu, yang kelak akan menghisap setiap amal yang kamu lakukan. Karena kamu tidak sedang mengejar pujian manusia, namun mengejar ridho Ilahi, mengejar surga-Nya. Tetaplah berhijab syari sesuai perintah-Nya. Keep istiqomah!

Aurat itu ditutup, bukan sekedar dibalut :)

Senin, 04 April 2016

Guru Terbaik yang Pernah Kutemui

Namanya Bu Naning...
Beliau adalah guru kimiaku di SMA. Karena beliau, aku jadi suka pelajaran kimia dan akhirnya kuliah di jurusan kimia. Menurutku, kimia itu pelajaran yang asyik, menyenangkan, dan keren. Walaupun sampai saat ini aku belum pintar kimia, tapi aku senang mempelajarinya, meskipun terseok-seok. Hiks. *nangis di pojokan*


Aku merasa seperti murid yang paliiiiing beruntung di dunia karena memiliki seorang guru seperti Bu Naning. Beliau bukan hanya guru bagiku, tetapi juga ibu, teman, dan sahabat. Beliau sudah seperti ibuku sendiri. Beliau adalah sumber semangatku. She is my moodbooster, and I really want her to know. Beliau adalah guru terbaikku, guru terbaik yang pernah kutemui.

Setiap kali aku lagi down, ga semangat, dan semacamnya, Bu Naning selalu menyemangatiku. Allah Maha Baik mempertemukanku dengan beliau. Sekali lagi, aku bersyukur punya Bu Naning di hidupku. Suatu hari nanti, aku ingin seperti beliau. Beliau adalah guru yang paling baik dan mengajar dengan sangat luar biasa. Tak peduli apa kata  orang, aku percaya kalau Bu Naning adalah guru kami yang luar biasa.

Sehat terus ya, bu. Panjang umur ya, bu...

Kalau kata Prof. Yohanes Surya, "Faktor guru hebat (yang cerdas, mampu memberikan inspirasi, menstimulasi cara berpikir, memotivasi, mengajar dengan gampang, asyik dan menyenangkan) berperan sangat besar tidak hanya dalam meningkatkan IQ seseorang, tetapi juga dalam membuka jalan menuju sukses. Carilah guru hebat dimanapun mereka berada dan belajarlah dari mereka…"

Dan guru hebatku itu adalah Bu Naning :))