Sabtu, 01 Desember 2012

Guruku Pelita Hidupku

Untuk seseorang yang mengajarkanku arti tanggung jawab, mengajarkan aku arti kedewasaan... Guru kimia terbaik yang pernah kumiliki...

Ibu Pudji Setyaningsih.. atau sering aku panggil Bu Naning..



Bu Naning itu berbeda dengan guru-guru lainnya. Entah kenapa, setiap pelajaran yang ibu ajarkan selalu saja ada hal-hal yang menarik, lucu, dan menyenangkan. Gaya mengajar ibu juga khas sekali.
Aku sangat menghargai dan mengagumi cara Bu Naning mengajar. Dengan sabar ibu mengajarkan aku dan teman-teman pelajaran kimia. Walaupun kadang tingkah kami keterlaluan, bahkan aku tahu waktu itu ibu hampir berputus asa hanya karena kebodohan kami.

Ada satu cerita yang tidak bisa aku lupakan. Waktu itu hari Kamis, 29 November 2012, aku dan teman-teman harus mengumpulkan PR kimia yang lumayan banyak. Sehari sebelumnya, ketika pulang sekolah, aku langsung menyempatkan untuk mengerjakannya. Walaupun rasanya lelah sekali. Tapi aku tidak bisa menundanya, karena aku juga harus belajar Matematika untuk ulangan dan menyelesaikan PR Bahasa Inggris yang harus dikumpulkan pada hari yang sama. Ketika adzan Isya, semua PR kimia dan bahasa inggris sudah aku selesaikan, selanjutnya aku harus belajar matematika. Walaupun masih jam 19.30, rasa kantukku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Mataku sudah tidak kuat lagi. Kepala sudah terasa pusing. Akhirnya, kuputuskan untuk tidur saja. Keesokan harinya, ternyata sebagian dari teman-temanku tidak mengerjakan PR kimia. Padahal sehari sebelumnya, Bu Naning sudah mengingatkan kami untuk mengerjakan PR tersebut dan terpaksa ulangan yang mestinya dilaksanakan hari ini ditunda karena Bu Naning tahu kalau kami harus menyelesaikan banyak PR. Bu Naning marah. Ya, pasti. Bu Naning menyuruh mereka yang tidak mengerjakan PR keluar kelas. Baru kali ini aku melihat Bu Naning mengeluarkan murid dari kelas. Bu Naning pasti kecewa, terlihat dari raut wajahnya. Aku mengira kalau pelajaran kimia pada hari ini tidak akan menyenangkan, karena ibu pasti mengajar dalam keadaan marah. Tapi ternyata setelah mereka keluar kelas, Bu Naning memulai pelajaran seperti biasa. Tidak marah-marah dan tidak menyinggung masalah tadi. Sesekali senyumnya keluar ketika mengajar dan terselip sedikit candaan. Haaa... rasanya lega sekali melihat itu semua. Ternyata apa yang aku takutkan tidak terjadi. Pelajaran kimia tetap menyenangkan. YES! Ulalaaa~
Satu hal yang membuat aku kagum lagi yaitu Bu Naning selalu menyempatkan waktu untuk membalas setiap pertanyaan saya mengenai  pelajaran kimia  melalui pesan singkat yang saya kirim. Walaupun terkadang aku selalu merasa khawatir. Takut Bu Naning sedang sibuk dan aku mengganggu waktu ibu. Tapi ternyata ibu malah menyuruh teman-temanku yang lain untuk sms/menelpon jika ingin bertanya mengenai pelajaran kimia yang tidak dimengerti di luar jam sekolah.

Aku ingat ketika guru matematikaku, Pak Gatot, pernah mengatakan kalau Bu Naning adalah salah satu guru teladan se-Jawa Timur. Sebagai murid Bu Naning, aku ikut bangga mendengar hal itu. You're the best teacher who ever I have, surely. I'm very proud to be your student :) Ibu juga yang sudah bikin aku suka sama pelajaran kimia. Ini bener lho, bu. Huehehe
 Aku bersyukur sekali, karena Allah telah memberikanku guru yang sangat berharga seperti Bu Naning. Ibu bukan hanya seorang guru, tapi juga seorang motivator dan orang tua bagiku.

Walaupun hari guru sudah lewat seminggu yang lalu, ijinkan aku mengucapkan terima kasih atas kerja keras ibu mengajar selama ini, atas semua pengertian, nasehat, juga kesabaran ibu. Juga atas semua sikap ibu yang benar-benar menginspirasiku. Terima kasih ya Bu Naning.. Terima kasih banyak.. Aku tidak tahu lagi apa yang harus kuucapkan, karena sesungguhnya tidak ada kata yang cukup untuk mendeskripsikan rasa terima kasihku pada ibu...

Semoga suatu saat nanti Bu Naning dapat melihat kesuksesanku dan teman-teman, sebagai hadiah terbesar dan terindah untuk ibu... :')